Kepala BPKARSS Bahas Sejarah dan Masa Depan LRT di Talkshow "Halo Palembang"

Palembang, 17 Juni – Rode Paulus, Kepala Balai Pengelola Kereta Api Ringan Sumatera Selatan (BPKARSS) selaku pengelola Light Rail Transit/LRT, menjadi narasumber dalam talkshow Halo Palembang yang disiarkan langsung oleh Pal TV. Dalam kesempatan tersebut, Rode menyampaikan berbagai informasi penting seputar sejarah LRT, perkembangan terkini, peran dan tanggung jawab Balai Pengelola, serta strategi pengelolaan feeder (angkutan pengumpan) untuk mendukung operasional LRT.

Tak lupa, ia juga menyampaikan harapannya ke depan, terutama terkait dukungan Pemerintah Daerah (Pemda) dan pengembangan usaha untuk mengurangi ketergantungan pada subsidi pemerintah.

Sejarah LRT dan Perkembangannya di Sumsel

Dalam kesempatan itu, Rode memaparkan bahwa LRT Sumatera Selatan merupakan proyek strategis nasional yang dibangun untuk mendukung mobilitas masyarakat, khususnya di wilayah Palembang dan sekitarnya. "LRT ini awalnya dibangun untuk mendukung event besar seperti Asian Games 2018. Namun, kehadirannya kini menjadi tulang punggung transportasi masal yang andal di Sumsel," ujarnya.

Dia menjelaskan bahwa sejak dioperasikan, LRT Sumsel telah memberikan dampak positif, baik dari sisi transportasi maupun ekonomi. "Dengan adanya LRT, masyarakat memiliki alternatif transportasi yang cepat, nyaman, dan terjangkau. Ini juga mendorong pertumbuhan ekonomi di sekitar stasiun-stasiun LRT," tambahnya.

Sebagai kepala Balai Pengelola, Rode menjelaskan bahwa institusinya bertanggung jawab atas operasional, pemeliharaan, dan pengembangan LRT. "Kami tidak hanya memastikan kereta berjalan tepat waktu, tetapi juga menjaga keamanan, kenyamanan, dan keselamatan penumpang," tegasnya.

Di bagian lain, Balai juga aktif melakukan koordinasi dengan berbagai pihak, termasuk Kementerian Perhubungan, pemerintah daerah, dan operator lainnya, untuk memastikan integrasi LRT dengan moda transportasi lain.

Pengelolaan Feeder sebagai Sarana Pengumpan

Salah satu tantangan terbesar LRT adalah aksesibilitas menuju stasiun. Untuk itu, Balai Pengelola telah mengembangkan sistem feeder atau angkutan pengumpan. "Kami menyadari bahwa tidak semua masyarakat bisa langsung mengakses stasiun LRT. Oleh karena itu, kami bekerja sama dengan angkutan kota, bus, dan integrasi antarmoda lainnya untuk memastikan penumpang bisa sampai ke stasiun dengan mudah," jelas Rode.

Dia berharap ke depan akan semakin banyak rute feeder yang terintegrasi dengan baik sehingga semakin banyak masyarakat yang beralih menggunakan LRT.

Di sisi lain, Rode menekankan pentingnya dukungan dari Pemerintah Daerah dalam pengembangan LRT. "Kami berharap Pemda bisa membantu dalam hal regulasi, pembangunan infrastruktur pendukung, dan sosialisasi kepada masyarakat," ucapnya.

Selain itu, untuk mengurangi ketergantungan pada subsidi pemerintah, Balai Pengelola berencana mengembangkan usaha dari pengelolaan aset dan tenan di sekitar stasiun. "Kami ingin mengoptimalkan potensi komersial di stasiun-stasiun LRT, seperti dengan membuka kafe, toko, atau ruang iklan. Pendapatan dari sana bisa membantu operasional LRT sehingga tidak terlalu bergantung pada APBN," paparnya.

Penutup

Di akhir acara, Rode mengajak seluruh elemen masyarakat untuk mendukung LRT sebagai transportasi masa depan Sumatera Selatan. "LRT adalah investasi jangka panjang untuk kemajuan daerah kita. Dengan dukungan semua pihak, kami yakin LRT Sumsel akan semakin maju dan memberikan manfaat lebih besar," tutupnya.

Talkshow Halo Palembang ini diharapkan dapat memberikan pemahaman lebih dalam kepada masyarakat tentang pentingnya LRT serta upaya-upaya yang dilakukan untuk meningkatkan pelayanannya.