Indonesia Railway Conference: Pelaku Industri KA Serap Informasi Teknologi Perkeretaapian

JAKARTA –Teknologi perkeretaapian dunia yang berkembang pesat membuka gerbang baru layanan transportasi publik yang lebih efisien. Indonesia Railway Conference yang diselenggarakan di Jakarta International Expo, Selasa (30/7/2024) mencoba mengungkap situasi aktual industri kereta api dunia. Konferensi diselenggarakan selama dua hari pada 30 dan 31 Juli 2024.

Berbagai pelaku industri perkeretaapian dunia terlibat untuk menyajikan berbagai teknologi sesuai ekspertise masing-masing.

Manufaktur perkeretaapian dunia dan regulator menjadi pembicara dalam tujuh sesi diskusi dengan topik yang berbeda.

Kepala Balai Perawatan Perkeretaapian Prayudi yang juga ekspertise sarana perkeretaapian dari Maska (Masyarakat Perkeretaapian Indonesia) menjadi salah satu pembicara pada sesi kelima sekaligus moderator di sesi keenam, yang dibawakannya di hari kedua konferensi.

Prayudi berbicara tentang perawatan sarana perkeretaapian yang dilakukan di Indonesia.

“By avoiding failures, we can limit the impact of service quality and the cost of “non-quality” on the rail system as a whole, maintenance is necessary to counteract the loss of reliability caused by ageing and use that might otherwise undermine operations”, terang Prayudi menjelaskan pentingnya pekerjaan perawatan sarana perkeretaapian dalam pengoperasian layanan transportasi publik. Pekerjaan perawatan menjadi salah satu tindakan terpenting untuk meningkatkan keselamatan transportasi. Selain berorientasi pada mutu sarana, pekerjaan perawatan dapat meningkatkan efisiensi pengoperasian sarana perkeretaapian.

Pekerjaan perawatan sarana perkeretaapian dibagi menjadi dua kelompok besar. Perawatan yang bersifat pencegahan (prefentif) dan perawatan korektif (perbaikan). “Preventive before a failure occurs, and corrective after a failure occurs”, jelas Prayudi.

Perawatan preventif meliputi pekerjaan perawatan yang bersifat rutin, diantaranya pengecekan dan monitoring harian, kemudian cek dan uji fungsi sarana perkeretaapian di lintas yang ditentukan, dan perawatan berkala (perawatan periode bulanan, tiga bulanan, enam bulanan).

Perawatan korektif manakala ada perbaikan komponen, pengembalian fungsi atau modernisasi sarana lama menjadi lebih segar. Sarana perkeretaapian dikatakan sedang dilakukan perawatan korektif, ketika masuk di fasilitas perawatan overhaul, dan fasilitas modifikasi sarana dalam skala besar atau upgrade sarana menjadi lebih modern.

Yang menarik, sesi kelima konferensi mengusung tema Advancement Green Rail Transportation Solutions, materi perawatan yang dipaparkan Prayudi menitikberatkan pada sarana perkeretaapian ramah lingkungan.

Ada beberapa jenis kereta yang beroperasi di Indonesia. Jenis kereta konvensional berpenggerak mesin diesel dengan sumber daya BBM (bahan bakar minyak), umumnya masih melayani perjalanan kereta jarak jauh. Jenis kereta modern berpenggerak listrik, banyak digunakan untuk layanan transportasi publik perkotaan.

Kereta listrik mulai melayani perjalanan antar kota di Indonesia pada relasi Jakarta Bandung dengan adanya kereta cepat Whoosh. Sistem perawatan sarana perkeretaapian yang dipaparkan Kepala Balai Perkeretaapian DJKA memproyeksikan apa yang dilakukan pada kereta listrik tersebut.

Menurut Prayudi, ada beberapa jenis perawatan yang dilakukan pada kereta cepat. Perawatan level 1, yaitu pemeriksaan dan kontrol setiap hari (operasi sederhana seperti pekerjaan pembersihan dan pemeriksaan rutin lainnya). Lalu ketika memasuki perawatan level 2 kereta harus dikeluarkan dari jadwal operasional layanan transportasi publik karena membutuhkan waktu antara satu sampai enam jam pekerjaan perawatan. Perawatan level 3 membutuhkan waktu satu hari penuh hingga satu bulan. Kemudian perawatan level 4 berbentuk perbaikan suku cadang di dalam Workshop.

Pemeliharaan kereta cepat saat ini umumnya dilakukan dengan kombinasi antara pemeliharaan korektif (berdasarkan kondisi) dan pemeliharaan terjadwal (berbasis interval). Metode perawatan seperti ini disebut smart maintenance pada sarana perkeretaapian.

Smart maintenance dilakukan dengan pemindaian penggunaan pendekatan Pemeliharaan Berbasis Kondisi (Condition-based Maintenance/CBM), untuk mencari tahu solusi yang paling tepat antara perawatan prediktif dan korektif.

Analisis cerdas data kondisi (kereta) untuk mengidentifikasi tren dan memprediksi komponen yang telah aus atau yang sudah rusak.

“Maintenance is carried out when the operations needed to restore vehicules to good working order costless than purchasing newrolling stock, unlike throwaway items or consumables”, pungkas Prayudi.

Di panggung yang sama, beberapa pemain industri perkeretaapian dunia turut menjadi pembicara untuk materi spesifik dengan berbagai ekspertise masing-masing.

CRRC Qingdao Sifang Co, Ltd. yang merupakan pemasok rangkaian kereta cepat Jakarta Bandung berbicara tentang teknologi hijau pada produk gerbong perkeretaapian yang mereka kembangkan.

Teknologi gerbong tersebut dipaparkan dalam materi berjudul Focused on Green and Intelligent of Railway Freight System Solution, oleh Jiao Zhou, GM International Business Centre CRRC.

Selain manufaktur kereta negeri Cina, hadir perusahaan Morgan Advanced Materials dari Amerika dan CSA Computer & Antriebstechnik GmbH dari negara Jerman. (yogo)

Share to:

Berita Terkait: