Sinergi Regulator-Operator Perkeretaapian Kelola 26 Hektar Aset BMN Depo Krl Depok

Depok – Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) Kementerian Perhubungan melalui Balai Perawatan Perkeretaapian menandatangani perjanjian sewa menyewa aset BMN Depo KRL Depok. Nilai perjanjian tersebut mencapai lebih dari Rp 90 Miliar. Kepala Balai Perawatan Perkeretaapian Prayudi menjelaskan, perjanjian tersebut dijalin PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) dengan Balai Perawatan Perkeretaapian. “Penandatanganan kerja sama pengelolaan aset Depo KRL Depok ini bernilai total sekitar Rp 90 Miliar, yang menjadi kontribusi perolehan PNBP di sub sektor perkeretaapian”, ujar Prayudi pada agenda penandatanganan perjanjian, Kamis (25/9/2025).

Seperti diketahui, Depo KRL Depok merupakan aset BMN Kementerian Perhubungan yang dimanfaatkan menjadi fasilitas perawatan sarana KRL Jabodetabek. Pemanfaatan aset tersebut merupakan wujud nyata sinergi regulator dan operator perkeretaapian, dalam memberikan dukungan teknis pengoperasian sarana KRL Jabodetabek.

Kerja sama yang dilakukan kedua pihak bertujuan untuk mewujudkan keselamatan transportasi ramah lingkungan, di kawasan metro Jabodetabek. Keberadaan Depo KRL Depok memiliki peran penting dalam pemeliharaan jaringan operasional layanan sarana transportasi publik KRL Jabodetabek, khususnya keselamatan transportasi.

Ada dua dokumen kerja sama yang ditandatangani bersama, yaitu dokumen untuk sewa menyewa aset BMN tanah dan bangunan dan dokumen sewa menyewa peralatan dan mesin yang ada di Depo KRL Depok. Penandatanganan dilakukan oleh Direktur Utama PT KCI Asdo Artriviyanto dan Kepala Balai Perawatan Perkeretaapian DJKA Prayudi di lokasi penandatanganan kantor Depo KRL Depok, Jawa Barat.

Menurut Prayudi, nilai sewa menyewa pada perjanjian tahun 2025 berdasarkan penilaian yang dilakukan secara obyektif oleh Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL). Hal tersebut mampu menyumbang PNBP terbesar di DJKA.

“Pemanfaatan aset BMN Depo KRL Depok merupakan bentuk optimalisasi aset negara sesuai mekanisme pengelolaan BMN, untuk penilaian aset negara dilakukan oleh KPKNL”, jelas Prayudi tentang proses perolehan PNBP dari Depo KRL Depok yang dilakukan Balai Perawatan Perkeretaapian.

“Ini merupakan pengembangan layanan transportasi KRL Jabodetabek yang berkelanjutan, maka yang perlu dipikirkan kemudian adalah bagaimana cara mengantisipasi teknologi KRL yang akan datang, dan peningkatan kapasitas stabling unit KRL, mengingat terjadinya tren lonjakan pengguna KRL dari tahun ke tahun”, terang Prayudi ketika menyampaikan keterangan usai acara penandatanganan kerja sama tersebut.

Hal senada juga disampaikan Direktur Utama PT Kereta Commuter Indonesia Asdo Artriviyanto, bahwa Depo KRL Depok ini merupakan bagian penting dari proses bisnis KAI Commuter hal dalam perawatan sarana Commuter Line di wilayah Jabodetabek, ”Saat ini sudah mencapai 1 juta lebih penumpang harian (KRL), dan di tahun 2025 ini tingkat pertumbuhannya (rata-rata) setiap tahunnya yaitu 6 persen, dan sesuai data yang diterima antara bulan Januari s.d Agustus 2025 penumpang commuter mencapai 260.536.640, ini terjadi growth 8,51 persen disbanding tahun 2024 di periode bulan yang sama , naik 240 juta penumpang”, jelas Asdo. 

Animo masyarakat dalam Commuter Line Jabodetabek sangat tinggi. Dengan volume pengguna tertinggi sebanyak lebih dari 1 juta orang perhari mengharuskan sarana Commuter Line harus selalu andal dalam melayani seluruh penggunanya.

Diharapkan dengan kerja sama ini dapat meningkatkan keandalan Sarana Commuter Line Jabodetabek yang dioperasikan setiap harinya. “Kami mengucapkan terima kasih kepada Balai Perawatan Perkeretaapian DJKA dan semua Pihak yang telah mendukung dalam proses kerjasama serta kolaborasi ini.” Asdo.

Keselamatan, keamanan dan kenyamanan merupakan faktor penting dalam pelayanan transportasi massal, Prayudi melihat kolaborasi ini merupakan langkah strategis guna meningkatkan kualitas layanan sarana Kereta Metropolitan. Hal ini diwujudkan dalam bentuk dukungan fasilitas perawatan Depo KRL Depok yang terus dioperasikan melalui skema kerja sama antara Balai Perawatan Perkeretaapian dengan PT KCI. (yogo)