Uji Kecepatan dan Fungsi Jalur KA Solo-Wonogiri, Batara Kresna Bakal Melaju Lebih Cepat

Balai Teknik Perkeretaapian Kelas I Semarang (BTP Kelas I Semarang) melalui Kegiatan Pengembangan 3 sukses melaksanakan Uji Kecepatan dan Uji Fungsi Jalur KA lintas Solokota – Wonogiri. Kegiatan ini dilaksanakan sebagai  tindak lanjut penyelesaian peningkatan jalur KA Solo – Wonogiri oleh BTP Kelas I Semarang. Uji Kecepatan dan Uji Fungsi Jalur KA dilakukan dalam rangka memastikan kesiapan jalur KA serta rencana peningkatan kecepatan operasional KA Perintis Batara Kresna pada Gapeka 2025.

“Kondisi eksisting, untuk menempuh jarak sekitar 30 Km antara Solo-Wonogiri, selama ini KA Batara Kresna perlu waktu 1 jam 45 menit, kecepatannya terbatas di 30-40 Km/jam karena di 2023 kemarin sepanjang jalurnya masih menggunakan rel tipe R.42/R.33. Setelahnya dan sepanjang 2024, Kemenhub melalui Ditjen Perkeretaapian dan BTP Semarang melakukan peningkatan di sepanjang jalur tersebut. 

Peningkatannya berupa penggantian rel dari R.42/R.33 menjadi R.54, penggantian bantalan besi menjadi bantalan beton, pembangunan gapura, pagar panel dan ornamen, pembangunan peron tinggi dan kanopi untuk peningkatan pelayanan penumpang, serta pembangunan empat pintu perlintasan KA dan pos jaga di wilayah Sukoharjo sebagai upaya peningkatan keselamatan.

Dengan segala upaya peningkatan ini, diharapkan di 2025 kecepatan operasional Batara Kresna makin meningkat sehingga waktu tempuh lebih kompetitif dengan moda lainnya, dari semula 1 jam 45 menit bisa jadi 1 jam 15 menit. Semua untuk pelayanan ke masyarakat yang lebih baik,” urai Rudi  Pitoyo, Kepala BTP Kelas I Semarang.

Pada akhir Desember 2024 telah dilakukan Uji Fisik Jalur dan Bangunan. Di awal tahun 2025 dilakukan Uji Kecepatan dan Uji Fungsi Jalur. Uji kecepatan kali ini menggunakan 1 lokomotif CC 206 yang dirangkai dengan 2 kereta penumpang (K3). Selama pengujian, lokomotif dipacu dengan peningkatan kecepatan bertahap mulai dari maksimal 20 km/jam petak Purwosari-Solokota kemudian ditingkatkan hingga maksimal 60 km/jam antara Solokota – Wonogiri. Uji peningkatan kecepatan hingga maksimal 100 km/jam dilakukan saat kembali dari St. Wonogiri menuju Stasiun Solokota.

Sementara itu, Uji Fungsi ini bertujuan untuk membuktikan sarana dapat melaju dengan lancar pada kecepatan yang direncanakan, di prasarana yang telah dibangun dari Stasiun Solokota hingga Stasiun Wonogiri. Pengujian yang dilakukan termasuk diantaranya Uji Ruang Bebas, Uji Beban Gandar serta Uji Frekuensi.

Rudi menambahkan bahwa relasi Solo-Wonogiri KA Batara Kresna berpotensi besar sebagai jalur transportasi strategis yang memperkuat keterhubungan antar wilayah, mendukung aksesibilitas dan mobilitas masyarakat. “Dari data 4 tahun terakhir, okupansi KA Batara Kresna relatif menunjukkan peningkatan. Tahun 2021 dapat diangkut sebanyak 31.450 penumpang, tahun 2022 84.342 penumpang, tahun 2023 mengangkut 125.472 penumpang dan tahun 2024 telah mengangkut 126.188 penumpang, dengan tingkat keterisian hampir 74%.”

“Kalau trennya semakin bagus, kedepan status perintis KA Batara Kresna bisa menjadi PSO. Saat ini jarak 30an kilo dengan tarif perintis RP 4000 sekali jalan diharapkan bisa sangat meringankan biaya transportasi masyarakat. Pemerintah berkomitmen untuk dapat terus menyelenggarakan angkutan subsidi keperintisan maupun PSO,” jelasnya lagi.

Pada tahun 2024, BTP Kelas I Semarang juga telah menyelesaikan Kajian Optimalisasi Pelayanan KA Batara Kresna. “Berdasarkan hasil kajian, masyarakat memberikan masukan agar frekuensi ditingkatkan dan jam pelayanan Batara Kresna disesuaikan. Kami tampung masukannya, sudah dikoordinasikan juga dengan operator dan tentunya kami mendorong agar Daop 6 PT. KAI selaku operator angkutan perintis bisa menyiapkan sarana yang handal dan pemenuhan SPM sesuai ketentuan yang berlaku, agar rencana penambahan frekuensi dan peningkatan pelayanan bisa kita realisasikan bersama,” pungkas Rudi.