Sejarah Palang Pintu Perlintasan KA, Dulunya untuk Hewan Ternak

Padang—Ada yang menarik dari sejarah pemasangan palang pintu kereta api. ternyata dulunya penggunaan palang pintu bukan ditujukan untuk keselamatan manusia, melainkan mencegah hewan ternak seperti sapi, kambing, domba masuk ke rel kereta api dan akhirnya tertemper dengan kereta api.

Hal ini berawal dari perkembangan jalur KA zaman dulu yang dimulai dari negara-negara Barat seperti di Inggris dan Amerika yang jalurnya berada di daerah peternakan dan pemukiman. Sehingga banyak lahan yang belum dipagari, dan banyak dilalui hewan-hewan ternak. Pada tahun-tahun tersebut, temperan kereta api dengan hewan ternak marak terjadi sehingga menyebabkan kerusakan pada kereta sekaligus mengganggu perjalanan kereta api. Inilah awal mula dipasangkan pagar dan palang pintu kereta api yang sederhana.

Seiring berjalannya waktu dan meningkatnya populasi manusia yang berada di sekitar rel kereta dengan banyaknya pejalan kaki yang mulai melintasi jalur kereta, maka fungsi palang pintu tersebut berkembang menjadi perlindungan untuk hewan ternak, manusia dan juga kendaraan terutama pada waktu-waktu padat.

Di Indonesia sendiri, perkembangan kereta api diterapkan dan mengikuti perkembangan kereta yang sudah berkembang pada masa Kolonial Belanda. Karena saat itu di Indonesia juga pembangunan jalur kereta api berada di area perkebunan dan sawah warga, maka palang pintu perlintasan sederhana ditujukan untuk hewan ternak yang ada di sekitar rel. Seiring berjalannya waktu, kembali, fungsi palang pintu ini juga berevolusi dari perlindungan terhadap hewan hingga pada manusia dan kendaraan modern saat ini.

Hal yang perlu diingat adalah, palang pintu kereta api memiliki fungsi utama yakni untuk mengamankan perjalanan kereta api yang sudah diatur pada Pasal 124 Undang-Undang No. 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian.

Humas Balai Teknik Perkeretaapian Padang