Sumatera Barat Memiliki 353 Kilometer Jalur Kereta Api
Padang—Perkeretaapian memiliki sejarah yang panjang di Sumatera Barat (Sumbar). Mulai dari zaman penjajahan Belanda dengan pembangunan jalur Pulau Aie ke Padang Panjang yang diresmikan pada tahun 1887 silam hingga akhirnya diteruskan sampai ke Bukittinggi, Payakumbuh dan beberapa daerah lainnya untuk mengangkut hasil alam seperti biji kopi hasil tanam paksa dari pedalaman Sumbar yang akan diekspor ke Eropa.
Dari yang sebelumnya hanya mengangkut hasil alam seperti biji kopi, akhirnya sejak ditemukannya batu bara di daerah Ombilin, Sawahlunto dan melihat besarnya potensi keuntungan yang dihasilkan dari mengeksplorasi batu bara saat itu, Belanda rela mengeluarkan biaya besar untuk memperpanjang jalur kereta api.
Akhirnya saat itu pada 1981 jalur kereta api teluk Bayur-Sawahlunto dibangun oleh pengelola kereta api swasta Belanda yang Bernama Sumatra Staats Spoorwegen (SSS) sebagai awal era perkeretaapian di Sumbar.
Sebelumnya, pada tahun 1945-1946 di masa penjajahan Jepang, juga dilakukan pembangunan jalur kereta api dari Muaro, Sijunjung sampai dengan Logas arah Pekan Baru. Sementara itu pada tahun 1970, pembangunan jalur kereta api dilakukan pada jalur Indarung-Teluk Bayur.
Kini, selain pembangunan transportasi darat lainnya, berhentinya pasokan batu bara di Sawahlunto yang dianggap tak lagi menguntungkan juga menjadi faktor perjalanan kereta api kehilangan eksistensinya sebagai transportasi massal di Sumbar.
Namun begitu, tak dipungkiri moda transportasi kereta api masih menjadi transportasi favorit masyarakat meskipun panjang jalur aktif yang hanya sekitar 111 kilometer sepanjang Padang-Pariaman, lebih pendek dari pada jalur non aktif yang panjangnya 242 kilometer. (RAH)
Humas Balai Teknik Perkeretaapian Padang
Komentar
LOGIN UNTUK KOMENTAR Sign in with Google