MENJADI KEYNOTE SPEAKER WEBINAR SERIES 14, DIREKTUR PRASARANA PERKERETAAPIAN : KONSEP SUSTAINABLE SMART RAILWAY SESUAI DENGAN RENCANA INDUK PERKERETAAPIAN NASIONAL

Jakarta (20/10), Direktur Prasarana Perkeretaapian menjadi keynote speaker dalam webinar bertajuk Manajemen dan Rekayasa  Transportasi  Berkelanjutan Untuk Peningkatan Pelayanan Transportasi Antarmoda Melalui “Sustainable Smart Railway”.

Webinar tersebut diselenggarakan sebagai kolaborasi dari Persatuan Insinyur Indonesia Badan Kejuruan Sipil dan Kementerian Perhubungan Republik Indonesia yang ingin mewujudkan  sustainable smart railway menuju Indonesia emas tahun 2045 melalui manajemen dan rekayasa sistem serta teknologi.

Dalam pemaparannya Direktur Prasarana menyampaikan bahwa sustainable smart railway adalah sesuatu yang baru yang sebenarnya sesuai dengan rencana induk perkeretaapian. Arah pengembangan prasarana perkeretaapian disampaikan oleh Dirpras yaitu untuk mewujudkan prasarana perkeretaapian modern atau berkelanjutan, laik operasi dan sesuai standar guna menghasilkan daya dukung yang lebih besar, kecepatan tinggi dan ketersediaan kapasitas lintas yang optimal. Sementara kebijakan untuk mewujudkan rencana tersebut diantaranya dengan melakukan  pengembangan jaringan dan layanan, peningkatan kapasitas jaringan kereta api, serta keterpaduan layanan antar dan intermoda yang berbasis Transit Oriented Development (TOD).

“Dalam 5 tahun terakhir dan kedepannya kami mencoba mengembangkan perkeretaapian dari bandar udara ke pelabuhan atau ke terminal supaya kereta api juga digunakan oleh pengguna moda transportasi lain,” terangnya.

Dirpras juga menjelaskan tentang roadmap pengembangan perkeretaapian dengan mengoptimalisasikan prasarana yang sudah ada dengan upaya perawatan dan reaktivasi, lalu melakukan pengembangan kapasitas seperti pembangunan jalur ganda dan penyediaan fasilitas integrasi, hal terpenting yaitu peningkatan keselamatan dan keamanan operasi dengan peningkatan fasilitas operasi.

“Kami juga berencana mengembangkan sistem informasi kebencanaan yang nantinya bisa mendeteksi tittik-titik rawan longsor atau rawan bencana. Ini adalah challenge bagi kita sekaligus bahan riset bagaimana mengembangkan sistem informasi kebencanaan di jaringan perkeretaapian” lanjutnya.

Roadmap terakhir dijelaskan oleh Dirpras yang juga merupakan isu hangat bagi generasi milenial yaitu pengurangan dampak lingkungan.

"Kami mengarahkan pembangunan kereta api yang baru harus berbasis lingkungan," imbuhnya.

Pihaknya mewakili pemerintah juga menyatakan dukungan terhadap konsep sustainable smart railway dan berharap kegiatan webinar ini dapat meningkatkan awareness terhadap teknologi khususnya yang digagas oleh insinyur Indonesia. Selain itu juga diharapkan insinyur tanah air mampu berpartisipasi aktif mengembangkan teknologi smart railway.

Sementara itu Aditya Dwi Laksana, selaku ketua bidang Perkeretaapian Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) mengatakan bahwa Smart railway atau perkertaapian yang cerdas merupakan subsistem dari transportasi cerdas dan smart city atau kota yang cerdas. Demi terciptanya smart railway, harus ada integrasi dengan smart system dan juga smart city.

Saat ini kereta api sudah melakukan tranformasi yang cukup signifikan dan  mulai berkembang menjadi smart railway. Hal ini terlihat dari pemanfaatan dan perkembangan teknologi digital seperti adanya smart stations, smart ticketing dan information system yang meliputi aplikasi digital, transaksi secara cashless, electronic dan mobile ticketing. (ditpraska)